by : tyas
Realnews
- Heboh atas beredarnya foto-foto eksekusi penduduk sipil pada masa
Agresi Militer Belanda 1947-1949 yang terdokumentasi oleh salah satu
prajurit Belanda yang bertugas di Indonesia waktu itu mengundang tanya
tentang kredibilitas sang pemilik album foto yang ditemukan di tempat
sampah dan hangat menjadi pembicaraan di negeri Belanda, siapa
sebenarnya pemilik album foto tersebut ? berikut artikel lanjutan dari heboh foto eksekusi penduduk sipil Indonesia saat Agresi Militer Belanda 47-49
Sumber artikel dari koran Volskrant masih tanggal 10 Juli 2012 dan diterjemahkan secara bebas oleh Ady Erlianto Setyawan.
Album foto dari Jacobus R, pasukan artileri lapangan dari Enschede,
menunjukkan gambaran yang mengerikan dari pembunuhan oleh Belanda pada
1947,selama masa agresi militer pertama di Indonesia. Tampak sperti
sebuah jepretan foto dari kehidupan seorang prajurit.
Prajurit Jacobus R yang membanggakan, pria modern dari Enschede, dengan
jaket, dasi , rambut mengkilap dan kumis seperti Clark Gable. Tepat
sesudah perang dunia kedua pada 1947 dia dikirim wajib militer ke
Indoneria. Dia ditugaskan di Barak Angkatan Darat Kerajaan di Ede dan
bergabung dengan resimen artileri lapangan yang sudah diperbaharui. RVA
adalah singkatannya. Mulai saat ini nama RVA dituliskan dibelakang nama
keluarganya.
Sebagaimana kawan kawan seusianya juga
bergabung dalam wajib militer. Di Ede mereka dilatih bagaimana bertempur
dalam perang di timur jauh ( indonesia ) . Mereka juga diberitahu
tentang pecahnya revolusi di negeri hindia belanda dan dibutuhkan
sebanyak mungkin pasukan untuk mengembalikan kekuasaan Belanda. Karena
pasukan KNIL saat itu tidak dalam kondisi yang baik sejak jatuh ke
tangan Jepang. Di Belanda, ribuan sukarelawan mendaftarkan diri, sejak
musim semi 1947, wajib militer juga digabungkan dalam Angkatan Darat,
pemerintah mengatakan tentang operasi polisionil yang bertujuan untuk
membebaskan penduduk Indonesia dari para pemberontak, namun kenyataannya
mereka berakhir dalam perang gerilya yang mengerikan.
Jacobus adalah anak seorang penata rambut. Mungkin nama panggilannya
adalah Jaap atau mungkin Koos. Dia sudah meninggal ,bahkan keluarganya
pun tidak mudah untuk menemukan jawabannya, mungkin saja dia benci untuk
pergi ke Indonesia. Antara satu sama lain antar prajurit, mereka banyak
mengeluh. Tepat sesudah perang dunia kedua berakhir, tidak banyak
pemuda yang memiliki hasrat untuk bertempur, namun menolak wajib militer
adalah sama artinya dengan memilih melawan negara dan dipenjara.
Beberapa dari mereka juga memandang ini sebagai sebuah kesempatan untuk
pergi berpetualang, pergi dari Belanda yang pengap dan kacau balau
menuju tanah yang menjanjikan : Indonesia
Pada 8 Mei 1947 Jacobus memasuki kapal pasukan MS Johan van
Oldenbarnevelt. Saat menyeberangi equator, dia dan kawan-kawannya
mendapatkan gelar diploma. Dalam sertifikat tersebut dapat dibaca bahwa
Neptune, dewa lautan, menyatakan bahwa dia layak dan mampu untuk
menaklukkan semua marabahaya di Timur Jauh, Indonesia. Nampaknya dia
sangat bangga dengan hal tersebut, jika tidak tentunya dia tidak akan
menaruhnya didalam album fotonya tiga tahun setelah semua ini berlalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar